Daftar Pemain Berdarah Indonesia yang Sekarang Bermain di Liga Teratas Eropa

Daftar Pemain Berdarah Indonesia yang Sekarang Bermain di Liga Teratas Eropa – Perlu disadari, Indonesia tidak populer untuk negara yang sarat prestasi di dunia sepakbola. Walau begitu, bukan berarti beberapa anak negeri tidak banyak beraksi di luar sana. Kita pasti tahu nama pemain Indonesia yang mengadu nasib di luar negeri seperti Egy Maulana Vikri yang sekarang bermain untuk Lechia Gdansk di Polandia. Tetapi apa Kamu tahu jika salnya sering pemain turunan Indonesia yang sekarang beraksi di beberapa liga paling atas Eropa, suatu hal yang kemungkinan cuma dapat didambakan oleh beberapa pemain sepak bola tanah air.

Daftar Pemain Berdarah Indonesia yang Sekarang Bermain di Liga Teratas Eropa

Sayangnya, beberapa pemain dengan daftar ini, kelihatannya tidak mampu sempat mengenakan seragam team merah putih, ditambah lagi bila lihat profesi mereka yang cemerlang di Eropa. Tetapi, tidak ada kelirunya kita mengharap. Berikut kita kumpulkan tujuh salah satunya.

Keziah Veendorp – FC Emmen

Mengawali daftar ini ada nama bek jagoan punya club Eredivisie Belanda, FC Emmen. Veendorp sendiri mempunyai darah Indonesia dari si ibu yang datang dari Maluku, sebelum selanjutnya pindah ke Belanda. Veendorp mengawali profesi sepakbolanya bersama-sama team muda FC Groningen semenjak 2008, serta walau terus bermain di semua level umur, profesinya mentok di level U21, yang membuat dianya putuskan keluar ke club Eredivisie yang lain, FC Emmen, di Juli 2017.

Semenjak kepindahannya ke De Oude Meerdijk Fase, profesi Veendorp juga naik. Keseluruhan ia telah dimainkan di 88 pertandingan, serta jadi pilar penting di baris pertahanan timnya. Musim ini juga ia tampil di 24 pertandingan buat FC Emmen. Walau belum merasai dipanggil Tim nasional Senior Belanda, ia sempat berperan bawa Tim nasional U17 untuk tempati tempat runner up di Piala Eropa U17 tahun 2014.

 

Mark Van der Maarel – FC Utrecht

Pemain berumur 30 tahun ini dapat disebut untuk pemain yang setia. Bagaimana tidak, pemain yang berposisi bek kiri ini telah menguatkan timnya, FC Utrecht, semasa 11 tahun semenjak dipropagandakan dari Utrecht U21 di 2009 yang lalu.

Mempunyai darah Indonesia dari si ibu, figur Van der Maarel telah jadi jagoan team Eredivisie itu semasa lebih satu dasawarsa dengan mencatat 290 performa. Sayangnya Van der Maarel tidak pernah dipanggil ke Tim nasional Belanda. Ia pernah masuk ke Tim nasional U21, tetapi tidak memperoleh peluang tampil benar-benar.

 

Thom Haye – NAC Breda/ ADO Den Haag

Satu lagi pemain yang merumput di liga paling atas Belanda, Eredivisie. Figur gelandang tengah ini mempunyai darah Indonesia dari si kakek, yang datang dari Sulawesi Utara. Menimba pengetahuan dari akademi AZ Alkmaar, Haye bermain di semua level umur sebelum mendapatkan promo ke team senior di Juli 2014.

Sesudah 73 performa buat Alkmaar dengan dua musim, dianya dilepaskan ke Wilhem II di Juli 2016. Skema sama berlangsung di Wilhem, walau tampil di 71 pertandingan, ia kembali lagi pindah, kesempatan ini ke club Serie A, Lecce, pada musim panas 2018. Di Italia, ia cuma bertahan satu musim, sebelum kembali pada Belanda di September 2019 saat ADO Den Haag sepakat mengambilnya.

Ia baru tampil 9x musim ini bersama-sama Den Haag, sebelum faksi club meminjamkannya ke club kelas ke-2 Belanda, NAC Breda, semenjak Januari 2020 sampai Juni 2020 kelak.

 

Jairo Riedewald – Crystal Palace

Tidak sering yang mengetahui jika Indonesia sekarang ini mempunyai ‘perwakilan’ di Liga Primer Inggris. Figur yang disebut ialah bek tengah Crystal Palace, Jairo Riedewald. Pemain 24 tahun ini mempunyai kombinasi darah dari si ayah yang datang dari Suriname, serta si ibu yang disebut percampuran Belanda-Indonesia.

Jairo sendiri adalah produk akademi Ajax Amsterdam, serta bermain untuk si raksasa ibukota di semua level umur sampai promo di Januari 2014. Di team senior Ajax juga, profesinya lumayan moncer dengan catatan 93 performa semasa tiga 1/2 musim disana. Talentanya juga membuat club Inggris, Crystal Palace, membawanya di Juli 2017 dengan mahar sembilan jt euro.

Bersama-sama The Eagles, sampai sekarang ia belum seutuhnya tembus team penting. Ia baru mencatat 31 performa, termasuk juga 12 performa pada musim 2019/20. Ia kalah saing dengan dua figur bek senior, Team Cahill serta Scott Dann.

 

Emil Audero Mulyadi – Sampdoria

Figur penjaga gawang hari esok Tim nasional Italia ini mempunyai darah Indonesa, yang terlihat dari nama yang disandangnya. Emil Audero Mulyadi lahir di Mataram di 18 Januari 1997 dari ayah yang seorang Indonesia, serta ibu berwarga negara Italia. Mereka selanjutnya bermigrasi ke Italia semenjak 1998.

Awal profesi Audero tidak mulus. Walau menghiasi team muda Juventus, dianya belum pernah mendapatkan peluang bersamaan dengan kehadiran Gianluigi Buffon, dan Wojciech Szczesny. Tetapi, musim 2017/18 yang sukses bersama-sama club Serie B, Venezia, buka jalan buat Audero untuk keluar ke Sampdoria.

Bersama-sama Il Samp lah kekuatan Audero maju. Ia langsung jadi pilihan penting serta tampil di 37 pertandingan semasa musim 2018/19. Sampdoria juga tidak pikirkan panjang serta menetapkan si pemain di Juli 2019 dengan mahar 20 jt euro. Sampai sekarang juga, tempat pemain 23 tahun ini tidak labil di bawah garis gawang Sampdoria. Walau belum dipanggil ke Tim nasional Senior Italia, dengan umurnya yang masih tetap 23 tahun, kelihatannya cuma permasalahan waktu sebelum dianya dilirik oleh Roberto Mancini.

 

Radja Nainggolan – Cagliari

Figur yang tentu saja benar-benar terkenal di Indonesia. Nainggolan memperoleh namanya dari si ayah, yang disebut seorang Batak namanya Marianus Nainggolan, serta ibu berpaspor Belgia. Nainggolan juga habiskan sebagian besar profesi seniornya di Italia. Dimulai dari club kelas ke-3 (Serie C) Piacenza di antara 2007 sampai 2010, pintu untuknya untuk mencicip Serie A terbuka dengan peluang yang dikasih oleh Cagliari di Januari 2010.

Empat tahun bersama-sama Cagliari, dia juga mempesona ketertarikan tim-tim papan atas Eropa. Tetapi, figur gelandang tengah ini pilih bertahan di Serie A bersama-sama AS Roma, sebagai pucuk profesinya. Melepaskan 33 gol dari 203 performa bersama-sama Roma, membuat Inter Milan membeli di Juli 2018 dengan biaya 38 jt euro.

Sayangnya, perselisihan dengan pelatih, Antonio Conte, membuat profesinya statis di Guiseppe Meazza. Walau mencatat 38 performa untuk Inter, pemain 32 tahun ini saat ini dipinjami ke club waktu mudanya, Cagliari, semasa musim 2019/20.

 

Kenny Tete – Olympique Lyon

Pemain kelahiran Amsterdam, 9 Oktober 1995 ini, kemungkinan dapat disebut untuk pemain turunan Indonesia paling sukses sekarang ini. Bila beberapa pemain lain di daftar ini bermain untuk tim-tim liga paling atas Eropa, jadi Tete sekarang bermain untuk club Liga Champions Eropa.

Mempunyai ayah asal Mozambique serta ibu dari Indonesia, Tete muda menimba pengetahuan di team yunior Ajax Amsterdam, sebelum mendapatkan promo ke team senior di Juli 2014. Ia bertahan 3 tahun di Amsterdam Ajang sebelum terima pinangan raksasa Ligue 1 Prancis, Olympique Lyon, di musim panas 2017.

Tempati tempat bek kanan, Tete lumayan dihandalkan di scuad Les Gones, walau sekarang harus berkompetisi dengan Leo Dubois di tempat yang sama. Selama ini Tete telah tampil di 76 pertandingan untuk Lyon, dengan lima salah satunya di pertandingan Liga Champions.

Related Posts